Kadang..
Kita ga ngerti ato mungkin ga mo ngerti..
Saat ngeliat keseliling, kita cuma bisa berfikir tentang diri kita sendiri..
Berfikir bagaimana kita menjaga diri kita, mengenyangkan perut kita, menabung uang kita, membeli kebutuhan kita tanpa pernah terlintas untuk berfikir apakah ada orang yang hari ini belum makan? Apakah ada orang yang hari ini belum punya uang? Apakah tadi malam ada orang yang tidur nyenyak berselimutkan debu dan kotoran? Atau adakah hari ini aku telah menolong orang lain?
Kita ga ngerti ato mungkin ga mo ngerti..
Saat ngeliat keseliling, kita cuma bisa berfikir tentang diri kita sendiri..
Berfikir bagaimana kita menjaga diri kita, mengenyangkan perut kita, menabung uang kita, membeli kebutuhan kita tanpa pernah terlintas untuk berfikir apakah ada orang yang hari ini belum makan? Apakah ada orang yang hari ini belum punya uang? Apakah tadi malam ada orang yang tidur nyenyak berselimutkan debu dan kotoran? Atau adakah hari ini aku telah menolong orang lain?
Kita berubah menjadi sesuatu yang ga kita knal..
Kita berubah dari mahluk berakal dan bersosial menjadi mahluk yang rakus dan kanibal..
Kita bagai sapi jagal yang dengan tenang memakan rumput sementara ia melihat teman-temannya satu persatu ditebas lehernya..
Kita berubah dari mahluk berakal dan bersosial menjadi mahluk yang rakus dan kanibal..
Kita bagai sapi jagal yang dengan tenang memakan rumput sementara ia melihat teman-temannya satu persatu ditebas lehernya..
Ga percaya?
Saat istirahat makan siang kita saksikan
berita tentang kriminal, kelaparan, ketidakadilan, air mata, kekecewaan,
perang, darah dan segala hal yang tidak mau kita alami sendiri, tapi
kita menikmatinya bersama santap siang kita.. Apa kalian sadar itu?
Saat kita bersama dalam kehangatan
keluarga kita lihat mereka yang kedinginan diluar sana apakah kita mau
membagikan kehangatan kita pada mereka? Ada, tapi (mungkin) hanya
10000:1 jumlahnya..
Kita bisa dengan mudah memnghabiskan uang
kita untuk hal yang (mungkin) tidak kita perlukan tapi kita tidak
berfikir bagaimana orang harus mengais sampah untuk memberi makan
keluarganya.. Bagaimana orang lain berjuang untuk mencari sesuap nasi
bahkan rela mengais beras yang tertumpah di penampungan beras yang sudah
bercampur debu dan kotoran.. Bagaimana orang lain berjuang untuk
membahagiakan keluarganya meski dengan hal yang mungkin bagi kita sama
sekali tidak membahagiakan.. Apa kita mau memikirkan itu?
Ada satu hal lagi yang mengganjal,
membuat marah dan akhirnya membuatku bersumpah serapah, memaki,
menghujat mereka yang tidak berhati nurani!!
Kalian pernah dengar ada seorang ibu yang
melahirkan anaknya dihalaman rumah sakit karena pihak rumah sakit tidak
mau menampung mereka? Kenapa? Karena mereka miskin!! Mereka anggap
keluarganya tidak akan sanggup membayar pelayanan rumah sakit…
Adakah yang mau peduli? Rumah sakit itu
penuh dengan dokter, orang yang berpendidikan dan berpenghasilan besar
tapi apakah tidak ada seorang dokterpun yang mau menyumbangkan dan
melaksanakan kewajibannya sebagai seorang yang bertugas mulia untuk
menampung mereka dan memenuhi kebutuhan mereka di rumah sakit?
Tuhan, tolong kutuk mereka menjadi mahluk yang paling rendah, hina dan buruk di neraka yang busuk!!
Aku salah satu orang yang menghujat dan
mengirimkan doa semacam itu kepada Tuhan, mungkin ada ribuan orang yang
mengirimkan doa serupa pada Tuhan dan semoga Tuhan mengabulkan doa
orang-orang yang tertindas, yang diperlakukan tidak adil dan sama sekali
tidak dianggap sebagai manusia yang sama seperti kita, Amin…
Siapa lagi yang mau berfikir seperti itu?
Apa kita hanya bisa berkoar-koar dengan kata-kata cinta yang
meluluhlantakan hati? Atau kita masih bisa melakukan hal yang lebih baik
lagi dari itu?
Tolong pikirkan itu… Hargai takdir yang
Tuhan berikan pada kita sebagai manusia, bukan takdir sebagai binatang…
Maka berlakulah sebagaimana seorang manusia…
Silahkan Gunakan Facebook Comment, Jika Anda Tidak Memiliki Url Blog!
Comments for blogger! brought to you by raden, Ingin Kotak Komentar seperti ini? KLIK DISINI!?
0 comments:
Post a Comment